Sabtu, 29 November 2008

Perumpamaan anak yang hilang

Perumpamaan anak yang hilang adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Lukas 15:11-32. Perumpamaan ini menceritakan tentang kasih seorang bapa kepada anaknya. Di dalam cerita ini, sekalipun titik beratnya adalah tentang si anak bungsu, namun sebenarnya si anak sulung juga memiliki peran di dalam cerita ini.

Perumpamaan ini menceritakan tentang seorang bapa yang memiliki dua orang anak. Pada suatu hari, anaknya yang bungsu ini meminta harta warisan yang menjadi bagian miliknya (yang seharusnya dibagikan ketika bapanya sudah meninggal). Kemudian dengan harta warisannya itu, dia pergi berfoya-foya ke negeri yang jauh.

Setelah uangnya habis, dan di negeri tempat dia berdiam itu timbul bahaya kelaparan, timbul penyesalannya mengapa ia harus pergi dari rumah ayahnya, karena ketika ia berada di negeri tersebut, ia sangat kelaparan, bahkan sampai-sampai ingin memakan ampas babi di tempatnya bekerja sebagai penjaga babi.

Kemudian anak itu akhirnya memutuskan untuk pulang, dengan berencana akan menjadi pekerja dari ayahnya saja. Dia berpikir, ayahnya pasti tidak mau menerimanya lagi sebagai anaknya. setelah perlakukannya terhadap ayahnya. Namun ternyata, apa yang terjadi sungguh di luar perkiraannya. Ayahnya bukan saja berlari menerimanya dengan gembira, namun segera memanggil pelayan-pelayannya untuk mengganti pakaian anaknya itu dengan pakaian yang indah beserta perhiasan-perhiasannya, serta mengadakan suatu pesta yang besar, karena katanya, "Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali."

Namun, kakaknya si anak sulung ternyata tidak terima ayahnya memperlakukan si anak bungsu sebaik itu. Ia merasa iri, bahwa setelah sekian lama ia bekerja membantu ayahnya, tidak pernah ayahnya memperlakukannya sebaik itu. Ia marah dan tidak mau mengikuti pesta itu. Namun ayahnya kemudian datang padanya dan menjelaskan, bahwa selain bapanya itu tidak pernah menutup mata terhadap hal-hal yang anak sulungnya pernah lakukan untuk dirinya, bapanya juga menyadarkan bahwa sudah sepatutnya sang anak sulung ini bergembira, karena yang pulang ini adalah adiknya sendiri.

Perumpamaan tentang anak yang hilang ini adalah suatu perumpamaan yang sering dipakai untuk menggambarkan kesetiaan Allah (yang sering digambarkan sebagai Bapa) yang tidak pernah berubah, sekalipun umatNya (digambarkan sebagai anak) sering menyakiti hatiNya dan meninggalkanNya untuk pergi menikmati kesenangan duniawi (digambarkan sebagai negeri yang jauh). Secara kenyataan, di dalam berbagai kesempatan, Tuhan memang menyatakan di dalam Alkitab bahwa umat-umatNya memang memiliki status dan kuasa sebagai anak-anakNya, bukan hanya perumpamaan saja.

Tuhan Yesus hendak menekankan bahwa seindah-indahnya kenikmatan duniawi yang dapat dipandang mata, suatu saat itu akan berbalik menjadi jerat yang akan membuat seseorang meninggalkan Tuhan, apabila kenikmatan itu dikejar melebihi apapun, bahkan kenikmatan yang kelihatannya tidak berdosa sekalipun. Yesus juga secara tidak langsung menyatakan bahwa "tempat tinggal" manusia yang sesungguhnya adalah berada di "rumah Bapa", dalam artian selalu bersekutu dan berhubungan dengan Tuhan, sebab analoginya, dengan tinggal di dalam satu rumah yang sama, maka orang-orang yang ada di dalamnya akan memiliki relasi yang kuat. Tuhan tidak ingin umatNya mencoba mengais-ais "kesenangan duniawi", padahal di dalam persekutuan dengan Dia, Tuhan hendak menyediakan suatu kesenangan yang sejati yang berlimpah.

Sebaliknya, anaknya yang sulung, sekalipun memang tidak pergi dari rumah bapanya, namun ia bekerja pada bapanya dengan berorientasi pada upah. Ia lama memendam keinginan untuk diperlakukan secara khusus oleh bapanya oleh karena ia menjadi satu-satunya anak bapanya, namun perlakuan itu tak kunjung datang. Padahal ia lupa, seluruh milik bapanya itu adalah miliknya juga. Bila ia ingin mengadakan pesta atau apapun yang ia suka, tentu bapanya tidak akan melarang. Namun dengan itu, dapat diketahui bahwa anak yang sulung ini pun tidak memiliki kasih, selalu menuntut penghargaan demi penghargaan dari bapanya. Ia bekerja hanya untuk dirinya sendiri.

Di akhir pengajarannya Yesus menekankan tujuanNya datang ke dunia adalah untuk mencari orang-orang yang terhilang, seperti kata-kata bapa itu:

Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. (Lukas 15:32)

Demikian pula Ia menekankan bahwa Ia tidak ingin umat-umatNya menjadi seperti anak yang sulung yang hanya memikirkan diri sendiri, tidak memiliki kasih terhadap adiknya yang bungsu, namun Ia ingin agar umat-umatNya peduli terhadap orang-orang yang belum mengenal Yesus.
Perumpamaan tentang anak yang hilang, seperti juga perumpamaan tentang domba yang hilang dan perumpamaan tentang dirham yang hilang, selalu diakhiri dengan pesta besar ketika hal yang hilang itu diketemukan. Dan semua perumpamaan itu berbicara tentang orang-orang berdosa yang belum mengenal Kristus. Bahkan, ada sukacita yang besar di Sorga oleh karena satu orang berdosa bertobat (Lukas 15:7) . Oleh karena itu mengapa dalam ketiga perumpamaan tersebut selalu diakhiri dengan pesta besar. Readmore,..

Jumat, 28 November 2008

Perumpamaan orang Samaria yang murah hati

Orang Samaria yang murah hati adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Lukas 10:25-37. Perumpamaan ini menggambarkan cinta kasih yang tidak terbatas, bahkan cinta kasih kepada orang yang membenci sekalipun. Cerita ini penting, sebab ini adalah salah satu asas atau dasar agama Kristen yaitu: cinta kasih sesama.

Yesus mengisahkan cerita ini kepada seorang ahli Taurat yang menanyakan kepadanya, apa yang harus diperbuatnya untuk mendapatkan hidup kekal.

Maka ujar Yesus sambil kata-Nya, "Bahwa adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; maka jatuhlah ia ke tangan penyamun, yang merampas pakaiannya serta memukul dia, lalu pergi meninggalkan dia hampir mati. Kebetulan turunlah dengan jalan itu juga seorang imam; apabila dilihatnya dia, maka menyimpanglah ia melintas dia.

Sedemikianpun seorang suku bangsa Lewi, apabila sampai ke tempat itu serta terpandang akan dia, maka menyimpanglah ia melintas dia. Tetapi seorang Samaria, yang sedang berjalan datang ke tempat ia terhantar; apabila terpandang akan dia, maka jatuhlah kasihannya, lalu ia menghampiri dia serta membebatkan lukanya, sambil menuang minyak dan air anggur ke atasnya; setelah itu ia pun menaikkan dia ke atas keledainya sendiri, lalu membawa dia ke rumah tumpangan, serta membela dia. Pada keesokan harinya dikeluarkannya dua dinar, diberikannya kepada tuan rumah tumpangan itu sambil katanya: Belakanlah dia, dan barang apa yang engkau belanjakan lebih daripada itu aku ganti, apabila aku datang kembali."

Orang Samaria adalah orang yang dimusuhi dan dibenci oleh orang Yahudi. Karena itu, si korban dalam kisah Yesus ini sama sekali tidak mengharapkan pertolongannya, namun dari ketiga orang yang melihatnya, justru orang inilah yang turun tangan dan bersedia menolongnya.
Frase "orang Samaria yang murah hati" menjadi ungkapan sehari-hari bagi seseorang yang bersedia menolong orang lain - bahkan yang tidak dikenal sekalipun - tanpa pamrih. Readmore,..

Jumat, 31 Oktober 2008

Menghormati Tuhan

Menghormati Tuhan



Written by Pdt. D.G. Peterson (Seattle, Amerika)
Nov 23, 2007 at 09:55 AM
I SAMUEL 2:30d “Sebab siapa yang menghormati Aku, akan Kuhormati, tetapi siapa yang menghina Aku, akan dipandang rendah.” Dalam ayat sebelumnya kita membaca tentang imam Eli yang tidak lagi menghormati Allah dengan membiarkan anak-anaknya berbuat dosa mengambil milik Tuhan. Dia pandang rendah Tuhan maka Allah pun memandang rendah akan dia. Allah memilih Samuel dan mengangkatnya sebagai imam menggantikan Eli.
Raja Saul juga pada awal pemerintahannya sangat menghormati Tuhan. Dia rendah hati, dia selalu bertanya sama Tuhan, tetapi lama kelamaan dia bekerja menurut pikirannya sendiri, dia tidak bertanya lagi sama Tuhan. Maka Allah memindahkan tongkat kerajaan dari Saul kepada Daud, seorang yang mengasihi dan menghormati Tuhan. Ada beberapa cara menghormati Tuhan : 1. Menghormati hadirat Tuhan. Keluaran 33:13-15. Alkitab terjemahan lama menulis ”..hadirat-Ku sendiri hendak membimbing engkau” (ayat 14). Seorang ahli taurat pernah datang kepada Yesus dan bertanya tentang hukum manakah yang hukum yang terbesar. Yesus menjawab bahwa hukum yang terbesar dan terutama adalah mengasihi Allah dengan segenap hati kemudian mengasihi sesama manusia. Mengasihi Tuhan berarti mengasihi hadiratNya, meninggikan hadirat Tuhan. Yesaya 64:1, Mikha 1:2-4 Kalau kemuliaan Allah turun, gunung-gunung luluhlah/hancurlah. Seringkali mujizat tidak terjadi karena kita tidak percaya akan keajaiban dan kemahakuasaan Tuhan. Tetapi ketika hadirat Allah turun, maka ”gunung-gunung tidak percaya”, ”gunung-gunung keraguan” hilang. Hadirat Allah membuat kita percaya akan kedahsyatan Tuhan. Mungkin saudara meragukan keberadaan dan penyertaan Tuhan dalam hidup anda. Tetapi Alkitab dengan jelas menuliskan bahwa Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus berdiam dalam hidup kita. (Yohanes 14:16, 20, 23). 2. Menghormati Firman Tuhan. Amsal 3:1-8 Kalau anda memelihara Firman Allah, mengalungkan kasih dan kesetiaan kepada lehermu, maka umur panjang dijanjikan, damai sejahtera dijanjikan, serta mempunyai pengaruh di pandangan Allah dan manusia. Pengaruh pemerintah, pejabat atau orang berpangkat hanyalah di dunia ini saja. Tetapi orang yang memelihara Firman Tuhan mempunyai pengaruh di bumi dan di sorga. Yesus pernah berkata bahwa ”sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.” (Matius 18:18). Ini adalah sebagai bukti bahwa pengaruh orang percaya bukan hanya di bumi tetapi juga di sorga. Mazmur 19:8-10. Firman Tuhan itu adalah sempurna, lebih berharga dari emas, lebih manis daripada madu. Firman Allah adalah surat dari Allah yang menjadi petunjuk buat jalan hidup kita. 3. Hormati gereja/ibadah. Ibrani 10:25 “Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita..” Mazmur 84:11 Lebih baik satu hari di rumah Allah daripada seribu hari di tempat keramaian dunia yang lain. Kalau anda ingin menghormati Tuhan, hormatilah gereja, hormatilah ibadah. Tetapi Alkitab juga memberitahukan bahwa gereja yang sebenarnya adalah orang percaya. Dan Roma 12:10 ”Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat.” Kita harus hormat satu kepada yang lain, bahkan harus saling mendahului dalam memberi hormat. 4. Hormati Tuhan dengan perpuluhan dan korban. Maleakhi 3:10, Amsal 3:9,10. Penghormatan kita kepada Tuhan dibuktikan dengan kesetiaan dan ketaatan kita membawa perpuluhan dan juga korban-korban. Saudara jangan takut berkorban. Allah berjanji akan membuka tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat-berkat kepada orang-orang yang membawa perpuluhan dan korban-korban. 5. Hormati Tuhan dengan puji-pujian. Wahyu 5:11-14. Dalam suatu penglihatan, rasul Yohanes melihat di sorga satu kumpulan besar yang tidak terbilang jumlahnya memuji-muji Tuhan. Puji-pujian kepada Tuhan harus dilakukan setiap hari. Pujian bukan hanya di ibadah raya, di jemsel, tetapi di setiap waktu kita harus memuji Tuhan. Ingat, Allah bertahta di atas pujian umat-Nya. Mazmur 22:4. Mazmur 145:1-2. Daud ingin memuji Tuhan bukan hanya pada waktu-waktu tertentu di bait Allah tetapi setiap hari, setiap waktu. Mazmur 146:1-2 ; 147:1, 148:1-6, 149:1, 150:1. Isi kitab Mazmur merupakan suatu persembahan puji-pujian kepada Tuhan. Di dunia ini saja kita memberi hormat kepada pemerintah, kepada orang yang berpangkat, kepada orang yang berjasa. Apalagi kepada Tuhan, kita harus memberi penghormatan yang setinggi-tingginya. Allah telah menciptakan kita, telah rela mati di kayu salib untuk keselamatan kita, telah memberi damai sejahtera, telah memberi Roh Kudus, bahkan telah berdiam di dalam hati. Hormatilah Tuhan dengan setinggi-tingginya. Tuhan memberkati!


Ringkasan Khotbah Pdt. D.G. Peterson (Seattle, Amerika), Minggu, 11 Maret 2007 (Ibadah Raya IV / malam)

Daftar pustaka
http://gpdimaranatha.org/index.php?option=com_content&task=view&id=40&Itemid=33 Readmore,..

Jumat, 24 Oktober 2008

pengurus rokris 2008-2009

setelah melewati sesi-sesi di LDKR, wawancara, dll. akhirnyaa..
Jumat,24 oktober 2008 diadain sertijab :D



KaRox: Egie Bea Sekar Arum

Sekertaris+Bendahara: Maria

Doper+humas: Lady, Dani

Sie. Acara PP: Astri, Eunike
Sie. Acara PJ: Egie,Benta,Chika

Sie. Media: Agnes Wulandari, Yohana, Kinanti

Sie. Pemusik: Agnes Imada, David

Sie. Perlengkapan: Joseph, Sigit
Readmore,..

Categories